Sabtu, 01 Oktober 2016

FEATURE- Liburan yang sangat Berkesan




Hari yang di tunggu-tunggu telah datang, rasanya tak sabar untuk bertemu dengan teman yang selama ini sudah saya anggap keluarga. Menunggu angukatan umum dengan membawa beban tas carrier yang sangat berat. Ketika angkutan umum datang, tak dikira macetpun menjadi mimpi buruk yang saya dapat sebelum meninggalkan Ibu Kota untuk 2 hari kedepan. Namun mimpi buruk itu tak berlangsung lama, supir angkutan umum memiliki banyak ide untuk mengahidari kemacetan yang sangat amat panjang. Melawati petik emas yang sangat banyak, melewati debu-debu yang begitu tajam dimata, akhirnya tak ada 15menit angkutan umum yang saya tumpangi bisa melewati kemacetan di jalan raya tersebut.

Turunnya saya di penghabisan angkutan umum, saya berjalan kaki setapak demi setapak 
dengan
keringat yang tak henti ngucur dari kening saya untuk mencapai tujuan pertama. Tak jauh tujuan awal saya dari penghabisan angkutan umum dan akhirnya sampailah saya ditujuan awal. Rasa lelah terbayarkan dengan senyuman dan tawa sambutan dari teman saya yang begitu bahagia. Setelah kami telah dikabarkan untuk beranjak ke tujuan kedua (basecame) saya melanjutkan perjalanan dengan karib saya di daerah yang sama (cilincing). Melihat teman-teman berkumpul lengkap yang sangat bahagia punuh canda tawa, kami berdoa untuk keselamatan kami untuk sampai tujuan. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan namun apabila menunggu dengan sohib yang selalu memberi canda tak akan terasa lama. Jam mengatakan bahwa bis yang akan kami naiki berangkat 1jam lagi, namun kami tak kunjung sampai ke terminal bis tersebut (terminal priok). Sesampai terminal, feeling saya pun benar bahwa kami akan ditinggal bis akhir tujuan merak, tak pakai berfikir lama kami mengejar bis tersebut dengan ojek pengkolan. Allah mendengar doa saya agar kami bisa dapat mengejar bis tersebut. Dengan wajah yang penuh keringat, nafas yang begitu sesak dan rasa takut, kami menaiki bis tujuan merak. Kami duduk dengan rasa fikiran yang “plooong…” karna bisa duduk dikursi bis tujuan. Macet bukan hanya di Ibu Kota namun di tol Karang Tengah pun macet panjang. Dengan rasa gelisah kami menghubungi tourguate travel yang kami gunakan bahwa macet tak bisa dihindari, dan akhirnya kabar baik pun datang pada kami. Jam menunjukan kearah tapat 00.00 WIB, kami menginjakkan kaki di pelabuhan Merak Banten. Pada pukul 02.30 WIB kami menuju kapal feri arah pelabuhan Bakauheni Lampung, senyum sumringah tampak jelas dari raut wajah kami. Tapat jam 03.00 feri yang kami tumpangi jalan dengan lambatnya, ombak yang sedang bersahabat melancarkan perjalan penumpang feri. 2 jam berada di feri tak terasa kami sampai di pelabuhan Bakauheni Lampung, namun perjalan tak berhenti disitu saja. Kami harus menaiki angkutan umum yang sudah di sewa dengan travel. 1 jam lamanya perjalanan untuk ketujuan pantai dan dilanjuti dengan kendaran kapal nelayan dengan waktu 1jam menuju pulau umang-umang.

Hari berganti, kemarin adalah pertama kali menikamati alam diluar pulau jawa begitu dengan besok. Tujuan awal kami di Lampung adalah ke Anak Gunung Krakatau. Bangun pagi buta untuk melihat sunrise dari anak gunung Krakatau. Sebelum kami menanjak gunung anak Krakatau kami di beritahu larangan apa saja ketika kami diatas dan beritahu sejarah adanya anak gunung Krakatau. Tinggi Krakatau ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer. Gunung Krakatau ini tidak bisa ditanjak dengan wisatawan yang minim alat tanjak karna gunung Krakatau diawali dengan tebing-tebing yang hanya bisa di climb. Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 0.5 meter (20 inci) per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 6 meter (20 kaki) dan lebih lebar 12 meter (40 kaki). Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 190 meter (7.500 inci atau 500 kaki) lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut. Saya tidak melawati moment,saya mengambil foto dengan teman-teman saya untuk kenangan, berikut foto-fotonya:

Dibelakang gambar saya ini adalah puncak Anak Gunung Krakatau



 Dibelakang gambar kami adalah Gunung Krakatau.

Kami tidak sampai puncak Anak Gunung Krakatau, karna pendakian hanya sampai badan Anak Gunung Krakatau. Sesampai pendakian akhir, saya berucap syukur atas keindahan alam yang sangat luar biasa yang telah Allah ciptakan untuk kami nikmati dan saya selalu terfikir dengan bencana Gunung Krakatau yang luar biasa hebatnya untuk mengeluarkan api dari tubuhnya hingga benua Eropa pun juga mengalami kegelapan akibat letusan Gunung Krakatau. Saya hanya biasa berharap bahwa kami sebagai Makhluk yang paling mulia bisa menjaga alam sekitar agar selalu indah dan dapat dinikmati dengan sesama dan saya hanya bisa berharap bahwa saya dan teman-teman bisa menjelajah di bagian Indonesia lainnya. Indonesia itu indah!! Jelajahi Indonesia dulu baru luar Indonesia J

Sekian.